Picmotivnews, Jakarta- Refly Harun, seorang pakar hukum tata negara, mempertanyakan kekuatan internal PDI Perjuangan saat ini. “Puan berbeda, Megawati berbeda, Hasto berbeda. Bahkan Puan datang ke Prabowo halal bihalal, Megawati suaranya enggak jelas, tapi pakai amicus curiae (saat sidang sengketa Pemilu Presiden 2024 di Mahkamah Konstitusi),” kata Refly dalam program G-Talk.
Refly berpendapat bahwa alasan PDI-P saat ini terkesan tidak tegas, terutama dalam hal pemerintahan yang akan datang, adalah karena sikap yang berbeda di kalangan elit. Menurutnya, sikap politik yang tidak stabil antara Megawati dan Puan juga berkontribusi pada kegagalan hak angket untuk menyelidiki dugaan kecurangan yang bergulir di DPR pada Pemilu 2024. "Artinya berbeda, Megawati (meminta hak angket jalan) terus, Hasto bilang hak angket (diteruskan)." Sebagai ketua DPR, yang seharusnya menjaga semangat itu, puan tidak bertindak.
Sebagaimana diketahui, PDI-P belum memutuskan strategi politik apa yang akan diambil sampai saat ini. Tidak jelas apakah Partai Banteng akan bergabung dengan kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka atau tetap berada di oposisi. PDI-P berbeda gerbong politik dengan Prabowo-Gibran pada Pemilu Presiden 2024. Kedua partai tersebut, bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Prabowo belum menemui PDI-P sampai saat ini. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah partai lain yang belum menemuinya.
Prabowo telah menemui anggota elit Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) setelah diumumkan sebagai presiden terpilih Republik Indonesia untuk periode 2024–2029. Dari kunjungan itu, Nasdem dan PKB mengumumkan manuvernya. Kedua partai itu, yang sebelumnya mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dalam pemilihan presiden 2024, telah menyatakan kesediaan mereka untuk bergabung dalam pemerintahan yang akan datang.
Komentar0